Kamis, 19 Januari 2012

Kata "Hades" di ayat-ayat Kitab PB

Di seluruh Kitab Perjanjian Baru, yang ditulis dalam bahasa Yunani, hanya ditemukan 10 ayat yang mengandung kata  “Hades”  yakni  di : Mat 11:23, Mat 16:18, Lukas 10:15, Lukas 16:23, Kisah 2:27, 1 Kor 15:55, Wahyu 1:18, Wahyu 6:8, Wahyu 20:13, Wahyu 20:14

Sebagian Kristen membaca 10 ayat2 itu dan  kemudian menafsirkan   bahwa Hades adalah tempat penyiksaan, tempat pembakaran roh-roh orang yang mati yang semasa hidupnya tidak taat alias manusia berdosa. 

Hades menjadi konsep neraka dalam kekristenan. Hades menjadi sebuah tempat penyiksaan/pembinasaan roh-roh orang mati karena dosa mereka dan dilakukan oleh Allah sendiri atau oleh mahluk lainnya atas perintah Allah. 

Hades menjadi sebuah dongeng untuk menakut-nakuti “anak kecil”.  Malah ada kristen  yang bersaksi bahwa “Yesus” membawa mereka ke neraka dan melihat roh2 disiksa disana.
Apa yang dilihat atau dialami sangat bisa dipengaruhi oleh apa yang dipercayai. Manusia akan melihat apa yang dipercayainya untuk dilihat.

Menurut saya, penafsiran/penglihatan neraka seperti  itu adalah penafsiran  yang terkontaminasi pemahaman/konsep Hades (dewa/alam Hades) dari Mitologi Yunani/Romawi kuno.  

Mari kita lihat ayatnya satu per satu.

1. Mat 11:23

Ayat ini tidak bicara/mengajarkan  bahwa Hades (dunia orang mati) adalah tempat pembinasaan/penyiksaan. Kata “Dunia Orang Mati” (Hades) digunakan sebagai kontras dari  kata “Langit” (Ouranos). Kontras yang digunakan adalah : dinaikkan (ouranos)  versus diturunkan (hades).

Dinaikan ke langit tidak diartikan letterlijk alias kota (Kapernaum) diangkat ke langit  ?) . Demikian pula diturunkan ke dunia orang mati (hades) tidak diartikan letterlijk.
Yang hendak disampaikan adalah kesedihan atas  Kapernaum karena ketidaktaatan , atas dosa-dosa.  Dan Yesus bersedih akan adanya hal itu. 

Lihat dari ayat 21.  Kata “celakalah” yang terjemahan Indonesia, atau “woe” (Inggris)  kalau kita lihat kata Yunani yang digunakan, yakni “ouai” , asal katanya adalah/bermakna  “a primary exclamation of grief”.  “ouai” adalah sebuah keprihatinan,sebuah pernyataan kesedihan. 

Sementara itu, kata “celakalah” di bahasa Indonesia, kalau kita tidak memahami kata asalnya bisa terkesan sebagai suatu kemarahan atau kutukan. “Mengerikan” ya penerjemahan dan rasa bahasa  itu ? 


2. Mat 16:18

Ayat ini adalah  dialog antara Yesus dengan Simon bin Yunus.   Terjadi karena adanya pernyataan yang keluar dari mulut Simon sebelumnya  bahwa Yesus adalah : mesias, Anak Allah yang hidup. Pernyataan yang keluar dari mulut Simon namun berasal dari Bapa yang di surga.

Dan atas pernyataan Simon itu kemudian Yesus berkata kepada Simon bahwa dia akan menjadi batu karang (Yunani : Petros). 

Bukan, bukan Simon dikutuk jadi batu :-)


Petros/batu karang  dimaknai sebagai landasan/dasar tempat orang2 lainnya (jemaat) akan berpijak/berdiri. Bukan Simon yang diinjak-injak :-) , tapi dari pernyataannya itu dan tentunya bisa juga dilihat dari pekerjaan/pelayanan yang akan dilakukan oleh  Simon.


Simon menjadi batu karang/landasan dan di atas Simon akan dibangun jemaat Yesus dimana Hades (Terj. Inggris “hell”/gates of Hell) tidak akan menguasai.
 
Hades/dunia orang mati tidak akan menguasai karena jemaat yang menyatakan Yesus sebagai mesias dan Anak Allah yang hidup  (sebagaimana Simon bin Yunus  menyatakannya) akan bangkit dari kematian


Di jaman PL, sheol/hades adalah sebuah alam/konsep yang tidak jelas. 
 
Maksudnya tidak jelas adalah  bahwa semua manusia yang hidup akan menuju kesana setelah kematiannya, yang baik maupun yang jahat.  
 
Tidak jelas disana (di sheol)  itu ngapain dan diapain.  karena orang yang baik masuk ke sana dan yang jahat pun masuk ke sana.  Detailnya di sini 


Dengan kedatangan Yesus maka semuanya menjadi jelas.  Setelah manusia mati, setelah roh terpisah dari tubuh fisik, tiap roh bisa bangkit. Keluar dari ketidakjelasan, keluar dari dunia orang mati (sheol/hades) dan hidup kekal serta berkelimpahan bersama Bapa di surga.

Untuk memahami kebangkitan orang mati, lihat dialog Yesus dengan Marta di Yoh 11:23-27. Yesus katakan bahwa Dia adalah kebangkitan dan orang yang percaya padanya akan bangkit walau sudah mati. Kebangkitan secara fisikal dari Lazarus adalah untuk menunjukkan kebangkitan dalam roh yang akan dialami manusia. Fisikal digunakan untuk mengajarkan esensi/abstrak. 

Kebangkitan Lazarus dari kematian bukan semata supaya Lazarus hidup lagi, bukan sebagaimana Elia membangkitkan orang mati di jaman PL. Lazarus toh mati lagi, tidak kemudian lantas jadi immortal/kekal abadi. Yang hendak disampaikan adalah kebangkitan roh dan ditunjukkan melalui kebangkitan fisikal. Lihat Yoh 5:25 untuk kelanjutannya, yakni kebangkitan roh2.

Kalau hades diibaratkan seperti ruangan maka yang mati dan berserah diri pada Yesus, nggak perlu masuk ruangan itu. Sehingga Hades tidak berkuasa/menguasai lagi. Hades atau Sheol bukan lagi sesuatu yang membingungkan.


3. Luk 10:15
Ini paralel dengan Mat 11:23 sehingga penjelasannya bisa dilihat  di bagian Mat 11:23


4. Luk 16:23
Hades di Lukas 16:23 adalah dunia orang mati dan ayat itu bukan soal penghukuman/pembinasaan oleh Allah.

Perumpamaan Lazarus dan Orang Kaya itu adalah perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa bangsa Israel melalui para Imam (orang kaya yang selalu berbaju ungu), yang disebut anak-anak Abraham (Gal 3:7) malah tidak berada di pangkuan Abraham alias menolak keselamatan, yakni ketika mereka menolak Yesus, ketika mereka membunuh Yesus. 

Lazarus si orang miskin lah yang malah berada di pangkuan Abraham. Lazarus atau yang bahasa Ibraninya Eleazer yang berarti “he whom God helps” lah yang kemudian berada di pangkuan Abraham.

Keselamatan akan menjadi milik orang lain juga selain milik anak2 Abaraham (bangsa Israel) sebagaimana tertulis di sini Gal 3:8-9

5. Kis 2:27
Ayat ini juga tidak mengajarkan bahwa Hades adalah tempat penyiksaan atau pembinasaan roh2 manusia yang berdosa. Lihat Penjelasan  no. 2, Mat 16:18

6. 1 Kor 15:55

Lihat dari ayat 15. Yesus bangkit dari kematian alias keluar dari alam kematian/dunia orang mati. Keluar dari Hades. Oleh karena itu lahirlah pernyataan sebagaimana di ayat 55 itu.


7,8,9,10.  Ayat-ayat di Kitab Wahyu
Kitab Wahyu adalah kitab yang sarat simbolisasi. Contoh yang paling jelas bisa dilihat dalam penglihatan Yohanes akan Yesus yang disimbolisasikan sebagai domba yang baru tersembelih, bertanduk 7 dan bermata 7 (Wahyu 5:6). Artinya, kita harus ekstra hati-hati dalam menafsirkan apa yang tertulis di kitab Wahyu.

Pertanyaan awal yang bisa diajukan pada kitab Wahyu adalah : mengapa Yohanes menulis wahyu yang sarat simbolisasi demikian ?

Kita harus memahami bahwa pada saat penulisan surat atau wahyu itu, status Yohanes adalah tawanan kerajaan Romawi. Artinya, semua surat2 keluar dari penjara/pengasingan PASTI kena sensor tentara penjaga. 

Kalau saya jadi penjaga romawi saat itu dan melihat surat/tulisan Yohanes ke jemaat2 di Asia itu, saya akan berpikir : “halah ini surat fiksi, hayalan/dongengan dari orang yang katanya sih muridnya seorang tokoh yang mati disalib pada sekitar tahun 30M. Ada cerita soal kuda segala lagi... okelah.. surat bisa lewat..”

Tapi ya okelah, surat (kitab wahyu) itu sudah ada ditangan kita sekarang, lantas bagaimana menafsirkan/memahami kata hades di ayat2 di kitab wahyu tersebut.

Wahyu 1:18, segala kunci maut, the keys of hell (hades).. kunci bisa dikatakan sebagai pengetahuan akan dunia orang mati/hades. Ayat ini tidak menjelaskan bahwa Hades adalah tempat penyiksaan.

Wahyu 6:8

6:8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Ini simbolik yang mewahyukan  akan adanya  kematian di ¼ bagian bumi yang disebabkan oleh peperangan (pedang), kelaparan, sampar dan binatang buas. Hal-hal yang tidak aneh di dunia. Dan karena adanya hal-hal itu maka ada kematian (maut) dan kemudian orang-orang yang mati ya masuk hades (kerajaan maut). 

Ayat ini tidak mengajarkan bahwa di hades ada penyiksaan atau pembinasaan. Perang, penyakit sampar , kelaparan dan binatang buas itu adanya di dunia, bukan di Hades. 

Wahyu 20:13-14 (atau sampai ayat 15)
Ayat 14 nya dengan  jelas menulis bahwa yang dilemparkan  ke dalam lautan api adalah maut dan kerajaan maut (hades).

Hades  sudah menyerahkan orang mati yang di dalamnya (ayat 13).
Lalu ayat 15 nya :

Kitab Kehidupan dibuka  (ayat 12),  semua manusia ada namanya di kitab itu karena kemudian ditulis :

“Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.”

Semua orang dihakimi menurut perbuatan mereka.

Ayat 15 menulis “yang namanya tidak ditemukan” dilempar ke lautan api,

Pertanyaannya : siapa lagi yang mau dilempar ? karena sudah disebut di ayat 12 bahwa orang2 mati dihakimi menurut perbuatannya. Alias apa ? sudah semuanya. Tidak ada lagi orang yang tidak tertulis dan dilempar ke lautan api.

Lantas bagaimana dengan Wahyu 21:8 ? Perihal Kematian Kedua ?

Pertama-tama, di ayat itu tidak ada kata Hadesnya  :-)

Wahyu 21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."


Lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang tidak disebut sebagai Hades.
Dimanakah itu ? atau apakah yang dimaksud dengan itu ? yang pasti bukan Hades karena tidak ditulis demikian.


Kedua, kalau kita lihat Wahyu 21 itu secara keseluruhan dari mulai ayat 1 maka kita bisa dapatkan bahwa langit yang baru dan bumi yang baru bukanlah alam materi alias alam kasat mata sebagaimana yang kita tempati saat ini. Bisa jadi yang dibicarakan oleh Yohanes adalah simbolisasi dari surga/alam roh (lihat ayat 1, 2 dan 23). 


Ketika kita memahami bahwa langit yang baru dan bumi yang baru adalah alam roh (gambaran surga) dan bumi dan langit yang lama sudah berlalu dan lautpun sudah tidak ada lagi (ayat 1) maka kita bisa memahami bahwa  “lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” adalah juga simbolisasi. 


Api dan belerang adanya di alam materi atau alam kasat mata. Di dunia atau di alam materi, api dan belerang adalah bagian dari alam itu. Kalau alam (buminya) sudah berlalu alias tidak ada lagi maka tentu saja api dan belerangnya juga sudah tidak ada. Artinya, lautan api dan belerang adalah bahasa simbolik, bukan dalam makna letterlijknya/makna sebenarnya (api dan belerang).


Apakah maknanya ? yang bisa kita pahami adalah makna dari api dan belerang itu. Api rasanya panas, demikian pula belerang. Pada orang2 yang disebutkan di ayat 8 itu maka mereka merasakan panas sebagaimana terkena api dan belerang. Darimanakah rasa panas itu ? yakni dari perbuatan mereka sendiri, yakni karena tidak percaya, keji, dstnya. (ayat 8)


Salam,
Topan