Rabu, 29 Juni 2011

Aikido Yang Saya Pahami

“The secret of Aikido is not in how you move your feet, it is how you move your mind. I’m not teaching you martial techniques, I’m teaching you nonviolence.  (Morihei Ueshiba, Founder Aikido)
 




                                            Gambar diambil dari  sini


Kata O’Sensei (Morihei Ueshiba), dia tidak 'ngajarin beladiri, dia 'ngajarin non-violence. Dia juga bilang bahwa dia nggak ngajarin cara menggerakkan kaki tapi menggerakkan pikiran.


Non-violence dan moving our mind adalah hal yang dibutuhkan di kehidupan sehari-hari di dunia yang penuh dengan konflik, baik konflik pikiran, verbal maupun fisikal. 


Konflik fisikal adalah manifestasi akhir dari sebuah konflik yang dimulai di tataran mind, di tataran pikiran. 


Disambung dengan masakatsu agatsu atau true victory is vistory over self maka menurut saya, O’sensei mengajarkan kita untuk menyudahi konflik yang ada di diri kita sendiri, menggerakkan pikiran kita untuk keluar dari konflik. 


Konflik terjadi di dunia dualitas, dunia yang kita huni ini, kehidupan duniawi sehari-hari yang kita hadapi. 


Konflik terjadi ketika kita punya pendapat, punya pikiran sendiri, punya definisi-definisi sendiri, punya deskripsi2 sendiri tentang segala sesuatu. Entah itu definisi/deskripsi spiritual maupun definisi-definisi benar-salah lainnya. 


Masing-masing orang mendeskripsikan/merumuskan salah-benar versinya masing-masing, thus konflik terjadi.


Namun demikian, bukan berarti kita tidak punya pendapat benar-salah, karena yang salah ya mesti kita bilang salah, cuma bedanya, kali ini kita tidak lagi melihat salah sebagai salah tapi sebagai absennya kebenaran, alias bisa dibilang : “tidak ada yang salah”, yang ada adalah tidak adanya kebenaran.


Atas adanya kondisi/situasi tidak adanya kebenaran maka kita tidak melawan kondisi itu, melawan adalah konflik, melawan bukan lagi non-violence.

Kita tidak melawan perampok, tidak melawan koruptor, tidak melawan uke. There’s no enemy of love kata O’sensei.


Atas adanya ketidak-adaan kebenaran maka kita embrace. Atas adanya disharmony kita “membungkus sekaligus masuk” dengan harmony. Atas adanya konflik, kita membungkusnya, embrace it with Ai, kita embrace dengan love (kokoro). 


Non-violence, move our mind, masakatsu agatsu.. sepertinya tiga hal tapi setelah dimasuki lebih jauh ternyata ya sama aja… 


Apa tujuan belajar Aikido ? to put an end/mengakhiri konflik, konflik yang sebenarnya adanya di diri kita sendiri, oleh karena itu masakatsu agatsu.


Belajar Aikido adalah untuk meniadakan diri, karena sumber konflik adalah diri sendiri. Meniadakan diri adalah spiritualisme. Meniadakan diri adalah bahasa lain dari berserah diri atau mengasihi Allah dengan segenap diri atau anatta.


Thus, belajar Aikido adalah menempuh jalan spiritual.



Salam,
Topan


Menanggung Dosa Orang Lain

Apa dosa ?

Dosa adalah melanggar kehendak Allah, bertentangan dengan Allah, melawan Allah.

Apakah dosa diartikan sebagai ketersinggungan/kemarahan  Allah karena telah dilawan ? karena kehendaknya ditentang ?

Harusnya jawaban atas pertanyaan itu  adalah :  tidak. 

Allah tahu kok bahwa Dia tidak bisa dilawan, namanya Allah kok, mana ada yang bisa lawan Dia ? 

Jadi ? 

Dosa diartikan sebagai kerugian pada diri sendiri. Dosa adalah bunuh diri. Allah adalah kehidupan dan menentang Allah artinya memilih kematian, alias bunuh diri.

Ketika manusia membunuh manusia lainnya maka yang mati sejatinya adalah si pembunuh itu. Niatnya dan tindakannya  melenyapkan manusia lainnya sudah membakar rohaninya, membakar rohnya. 

Kecanduan minuman keras adalah bunuh diri karena akan menghancurkan diri sendiri dan juga bisa menghancurkan orang lain.

Sehingga, dalam dosa, ada dua hal yakni :

      1. Keinginan/keterikatan (atau kecintaan) orang ybs, yakni egoisme, yakni memilih
              mengejar kehendak sendiri, yakni keinginan daging (Gal 5:19-21)  

      2. konsekuensi (akibat) dari keterikatan itu.

Point 1,  Keinginan/Keterikatan  

Tidak ada yang bisa mengubahnya selain dari orang ybs karena keinginan itu lahir dari dalam ybs. misalnya seseorang menginginkan  dan terikat pada minuman keras maka  hanya ybs yang bisa mengubah keinginan itu. Si anak yang hilang menginginkan keluar dari rumah bapaknya, maka hanya dia yang bisa mengubah keinginannya itu yakni ketika dia teringat betapa bahagianya dia hidup bersama bapaknya sehingga dia menginginkan dan memilih kembali ke rumah bapaknya.
Si anak yang hilang bisa mengingat karena ada ‘bapaknya’ di dalam dirinya. Ada kenangan akan kebahagiaan di rumah bapaknya. Jadi tidak bisa dikatakan si anak yang hilang itu pulang ke rumah bapaknya semata atas usahanya sendiri.

Point 2 , Konsekuensi Dari Keterikatan.
 
Ini bisa ditanggung oleh orang lain atau oleh Allah atau kerjasama manusia dan  Allah.

Ditanggung orang lain :

Pada yang terikat minuman keras dan akhirnya kecanduan, tidak bisa bekerja, tidak bisa mencari penghidupannya sementara dia memiliki keluarga. Orang lain bisa menanggung konsekuensi dari keterikatan/dosa orang itu. Misalnya orang tuanya yang bisa memilih (mengasihi) untuk menanggung penghidupan keluarga (anak- istri) atau bahkan menanggung juga si peminum minuman keras itu.
Orang tua atau keluarganya bisa memilih untuk merawat si orang itu, membawanya ke rehabilitasi ketergantungan minuman keras.

Ditanggung Allah : 

Orang tua si pecandu menjadi letih spiritual melihat ketergantungan anaknya pada minuman keras, orang tua  berdoa pada Allah/pada Yesus dan kemudian menerima pemulihan dan kekuatan yang baru untuk merawat anaknya yang kecanduan miras tersebut.

Kerjasama manusia dan Allah :

Orang tua berdoa pada Allah agar Allah menolong orang itu bebas dari kecanduannya. Allah bisa mengutus manusia2 lainnya untuk menjangkau/menolong si pecandu tersebut. Bagian/paragraf sebelumnya yakni : “Ditanggung Allah” bisa juga dilihat sebagai kerjasama antara manusia dan Allah.

Yesus Menanggung Dosa Orang Lain

Manusia berdosa, ada keterikatannya dan ada konsekuensinya.
Dari uraian di atas kita bisa memahami bagaimana Yesus menanggung dosa manusia lainnya. 

Yesus bisa menanggung konsekuensi dosa itu. Ketika si manusia bersekutu dengan setan (dosa) maka Yesus mematahkan kuasa gelap itu. 

Yesus menolong si manusia memahami keterikatannya/keinginan kedagingannya. 

Yesus mengajar si manusia agar bisa melihat keinginannya (misalnya ingin kaya dgn cara menyembah kuasa gelap) dan menyadari bahwa keinginannya itu adalah kematian rohani dan Yesus berdoa dan menyertai agar si manusia itu bisa mengubah keinginannya.  Yesus adalah atau bisa diibaratkan  ‘memori’ atau ‘ingatan’ akan kebahagiaan tinggal di rumah bapak di perumpamaan anak yang hilang.

Kok bisa manusia menanggung atau menolong manusia lainnya ?

Jawab : karena si manusia itu terhubung/memiliki “jaringan” atau kuasa yang besar. 

Pada Yesus, kuasa itu adalah sebagaimana kuasa AllahNya.

Detail lebih lanjut perihal ini  bisa dibaca di sini :


Kita bisa memahami ini dengan melihat orang kaya yang saleh yang menolong orang lainnya. Si orang kaya itu taat pada Allah, jujur dalam berbisnis sehingga dia dipercaya orang. Si orang kaya tidak mengganggap kekayaannya itu adalah hasil upayanya sendiri namun semata berkat dari Allahnya dan karenanya si orang kaya bisa membantu manusia2 lainnya. Semakin kaya dia semakin banyak manusia yang bisa diberinya makan, ditolongnya. Ini contoh pertolongan secara materi. 


Yesus memberikan yang lebih dari sekedar pertolongan materi. Dia memberikan pertolongan spiritual, keselamatan jiwa yang bisa dilakukannya karena Dia menerima kuasa dari AllahNya, dari BapaNya.

Yesus melakukan itu bersama AllahNya, bersama BapaNya bahkan Yesus katakan pekerjaannya adalah pekerjaan AllahNya (Bapa) yang terjadi melalui Dia.


Salam,
Topan

Yesus Tidak Menghakimi !

Anak Manusia datang bukan untuk menghakimi namun untuk mencari dan menyelamatkan manusia selama ras manusia eksis.


Yesus berkata sbb :


Yoh 5:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,

Yoh 8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun,

Yoh 12:47 Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.

Yoh 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

-----

Kata “menghakimi” atau dalam bahasa Inggris “judge” di ayat2 ini adalah dari kata Yunani “krino” yang artinya Yudisial/persidangan.


Tapi bagaimana dengan  Yoh 9:39  ?

Yoh 9:39. Kata Yesus: Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi , supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.”

Bingung ya kalau bahasa Indonesia ?, krnnya kita lihat dulu terjemahan bhs Inggrisnya :

Jesus says, “For judgment I am come into this world .” 


Kata yang digunakan utk judgment adalah “krima” yang artinya keputusan (decision) bukan judicial.

Kalau makna kata "krima" adalah keputusan maka terjemahan bahasa Indonesianya kurang lebih menjadi sbb :

“Untuk pembuatan  keputusan (lah)  Aku datang ke dunia ini”

Maksudnya adalah Yesus datang ke dunia agar manusia memilih, agar manusia menentukan (decide) apakah akan mengikut Yesus atau tidak. Lihat kalimat selanjutnya :   "supaya barangsiapa yang tidak melihat dapat melihat...". Jelas bhw kedatangan Yesus adalah agar manusia dapat menentukan pilihannya.

…….

Penghakiman atau keterhukuman sudah diterima manusia ketika manusia melakukan dosa, pada saat melakukan dosa. Karena jelas ayat menulis : pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati (Kej 2:17); dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23).


Di detik/saat manusia berbohong maka di saat/detik itulah dia sudah terhukum. Rasa bersalah, rasa takut kebohongannya terbongkar, deg- deg an dllnya. Dan secara spititual, roh ybs menjadi gelap dan ini membuatnya menjadi “satu frekuensi” dgn kegelapan, dia menjadi terbuka atas serangan2 atau gangguan dari roh2 jahat, roh2 yang juga hobi menipu.

Tidak ada hari penghakiman nanti-natian (akhir jaman) karena :  pertama Yesus dan Allah tidak menghakimi, dan kedua penghakiman sudah diterima disaat melakukan dosa. Siapa yang bikin itu semua ? ya si pelaku itu sendiri.


Lalu bagaimana dengan ayat ini ?

Yohanes 5:29 (TB)  dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.

---

Mari kita lihat dulu terjemahan bahasa Inggrisnya sbb :

5:29 And [2532] shall come forth [1607] (5695); they that have done [4160] (5660) good [18], unto [1519] the resurrection [386] of life [2222]; and [1161] they that have done [4238] (5660) evil [5337], unto [1519] the resurrection [386] of damnation [2920].

----

Menjadi jelas bahwa kalimat : "bangkit untuk dihukum" adalah penerjemahan yang berbeda makna dengan "the ressurection of damnation". The ressurection of damnation itu kalau dalam bahasa Indonesia adalah "kebangkitan kebinasaan". Kata kebinasaan atau damnation adalah kata keterangan utk kata kebangkitan. Kebangkitan kebinasaan adalah kebangkitan dalam kebinasaan, sebagai lawan/kontra dari kebangkitan kehidupan (the ressurection of life) atau kebangkitan dalam kehidupan.

Kata Yunani utk "damnation" (nomor 2920) adalah "Krisis" yg lebih tepat diterjemahkan sebagai "penghukuman" , kata benda, bukan "dihukum" , yang adalah kata kerja pasif.

Salam,
topan

Selasa, 28 Juni 2011

Reinkarnasi Dalam Alkitab

Kepercayaan atau mempercayai konsep reinkarnasi bukanlah sesuatu yang terlarang namun juga tidak dianjurkan (”kurikulum”) di kekristenan sampai dengan tahun 554 M, yakni sebelum seorang kaisar romawi, yakni Justinus, mengeluarkan sebuah kredo yang melarang penganutan kepercayaan itu.

 Ayat-ayat berikut menunjukkan bahwa konsep atau pemahaman akan reinkarnasi diakui/dikenal oleh bangsa Yahudi dan artinya diakui juga oleh Alkitab.

Namun, ayat2 berikut ini  TIDAK diartikan/dimaknai  bahwa Alkitab menganjurkan reinkarnasi karena yang diajarkan oleh Alkitab atau kekristenan adalah kehidupan kekal dan berkelimpahan, abundant and eternal life (Yoh 3:16) sementara reinkarnasi bukanlah kehidupan kekal namun suatu bentuk keterikatan pada materi, pada dunia. Yang lahir lagi akan mati lagi dan kalau tidak belajar2 juga maka demikianlah siklus itu akan terus berputar2.

Yesus mengajarkan untuk menumpuk harta di surga, untuk mengasihi Allah dengan keseluruhan diri sebagai hukum kasih yang pertama dan terutama. Ini adalah untuk memutus siklus lahir lagi dan mati lagi. Selain itu, Yesus menyediakan diriNya untuk membantu manusia lepas dari jebakan reinkarnasi.

Yang menumpuk harta di dunia akan kembali ke dunia karena hatinya berada di dunia. Keinginan kaya raya atau berkuasa di dunia menyebabkan si manusia ingin terus mengejar harta-harta duniawi dan keinginannya inilah yang memerangkapnya. Sama halnya dengan si anak yang hilang, keinginannya untuk berpisah dengan ayahnya, untuk mengejar2 keinginan pribadinya lah yang membuatnya terpisah dari ayahnya.
Dan keinginan itu bisa lintas ruang dan waktu, dan inilah reinkarnasi itu.  Detail perihal keinginan, perihal keinginan bisa lintas ruang dan waktu bisa dibaca selanjutnya di sini


1.    Ibrani 11:13-16
Ibrani 11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Ibrani 11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Ibrani 11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Ibrani 11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
--------

Ayat yang sangat gamblang menjelaskan adanya pemahaman/konsep reinkarnasi di jaman penulisan kitab Ibrani tersebut.

Dimana konsep reinkarnasinya ? 

Lihat di ayat 15 : “mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.”
Mengapa jadi reinkarnasi ? Jawab :

1.    Karena mereka sudah mati (ayat 13)
2.    Untuk apa mereka kembali ke tanah asal mereka dalam wujud roh gentanyangan ?


2. Yoh 9:2-3

Yoh 9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
Yoh 9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Dimana konsep reinkarnasinya ?

Lihat kalimat :  “orang ini sendiri ? “ yang ditanyakan oleh murid-murid.

Dari pertanyaan murid2 ini, kita bisa ketahui bahwa konsep reinkarnasi dimengerti dan diterima oleh murid Yesus/pemahaman reinkanasi adalah sesuatu yang lumrah/wajar  kala itu. 

Dan Yesus menjawabnya dengan : “bukan dia”.
Apakah jawaban Yesus ini menyanggah/membantah konsep reinkarnasi ? dalam pemahaman saya, jawaban Yesus itu lebih ke penyanggahan pelaku dosa  (“bukan dia”) bukan penyanggahan konsep reinkarnasi.


3.Matius 16:13-14

Mat 16:13. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Mat 16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan : Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

Dimana konsep reinkarnasinya ?

Lihat di ayat 14 :  “Yeremia atau salah seorang dari para nabi”

Yeremia meninggal demikian pula nabi-nabi lainnya. 

Adanya pendapat orang yang menyatakan Yesus adalah Yeremia atau salah seorang dari nabi menunjukkan bahwa di bangsa Yahudi/orang2 kala itu ada kepercayaan akan konsep reinkarnasi.



Tulisan Terkait :



Salam,
Topan

Senin, 27 Juni 2011

Reinkarnasi: Cara Mudah Memahaminya

Kunci mudah dalam memahami konsep reinkarnasi adalah di memahami dua hal, yakni :

1. konsep waktu dan 
2. memahami sifat keinginan/kesukaan.

Konsep Waktu  (dan ruang)
Bumi yang adalah ruang tempat manusia tinggal, matahari dan benda-benda langit adalah benda, adalah materi atau bersifat material.

Bumi berputar pada porosnya dan sembari melakukan hal itu, bumi mengelilingi matahari. Akibat bumi berputar pada porosnya maka ada siang dan malam, ada pembagian waktu di bagian-bagian bumi, terjadilah hitungan satu hari. Akibat bumi mengelilingi matahari terjadilah musim di bumi, dua musim atau 4 musim dan terjadilah hitungan satu tahun.

Di siang hari, manusia atau hewan atau tumbuh-tumbuhan mencari makanan atau tumbuh-tumbuhan membuat  makanan. Makanan yang dicari atau dibuat oleh tumbuh-tumbuhan itu adalah untuk kebutuhan fisikal si manusia atau si hewan atau si tumbuh-tumbuhan. Waktu yang terjadi (siang dan malam) adalah untuk materi si manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Perputaran bumi pada porosnya, perputaran bumi mengelilingi matahari yang menyebabkan siang dan malam, menyebabkan “adanya” waktu adalah untuk materi/fisik si manusia.


Sifat Keinginan / bagian non fisikal manusia 

Selain memiliki tubuh fisik (materi) manusia juga memiliki ‘bagian” lainnya yang secara umum dan sederhana kita katakan ‘bagian’ non fisikal dan bagian ini juga memiliki kebutuhan. Bagian lain yang non fisikal itu contohnya adalah kasih sayang atau rasa memiliki dan dimiliki.

Bagian non fisikal ini memiliki kebutuhan yang bahkan bisa dilihat dari perbuatan fisikal yang dilakukan manusia. Contohnya makan, selain karena lapar manusia juga makan karena keingintahuannya (mencoba rasa makanan tertentu) atau karena ada kepentingan, kepentingan bisnis misalnya atau karena alasan sungkan/tidak enak (karena sudah disuguhi padahal baru makan).

Bagian yang non fisikal dari manusia itu tidak terikat oleh batasan waktu dan ruang. Rasa sayang atau rasa memiliki dan dimiliki tidak pudar oleh berlalunya waktu. Siang berganti malam, hari berganti hari, tahun berganti tahun rasa itu bisa tetap ada. Bahkan, kita mengenal istilah CLBK, cinta lama bersemi kembali yang artinya rasa itu tidak bisa dibatasi oleh waktu dan ruang.

Rasa rindu ingin bertemu tidak bisa dibatasi oleh waktu, belum berpisah sudah rindu, atau rindu yang terus ada selama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Rasa rindu itu selain tidak terbatas waktu juga tidak terbatas oleh ruang. Rindu ya rindu saja walau dipisahkan oleh samudera.

Rasa hanya bisa hilang atau padam oleh karena rasa (lainnya) bukan karena waktu dan ruang. Rasa rindu berganti rasa putus asa dan akhirnya rasa pasrah (”ya sudahlah kalau tidak bisa ketemu”) atau terganntikan oleh rasa sayang pada yang lainnya :-).

Ketika berada di dalam bumi, di alam materi maka manusia mengalami siang dan malam, mengalami pergantian musim, pergantian tahun. Yang merasakan itu tepatnya adalah bagian fisikal (materi) dari si manusia. Bayi menjadi anak-anak, anak-anak menjadi dewasa dan dewasa menjadi tua.

Bagian non fisikal manusia tidak ditentukan oleh materi atau perubahan materi. Pagi berganti malam, hari berganti bulan,bulan berganti tahun rasa bisa tidak berubah.
Selain rasa kasih/sayang atau rindu ada rasa lainnya yakni rasa marah atau dendam. Dendam dan amarah bisa terbawa terus dari hari ke hari, dari tahun ke tahun bahkan dari generasi ke generasi.

Rasa atau keinginan tidak terbatas waktu dan tidak terbatas ruang. Walau terpisah ruang ratusan kilometer, dendam dan amarah tetap tidak padam, tetap tidak hilang, bahkan, baru mendengar nama orang yang dibenci saja amarah sudah memuncak.

Rasa dan keinginan bisa tetap ada walau waktu dan ruang telah berlalu. Keinginan tidak hilang dengan adanya keterbatasan waktu dan ruang.

Tahun 1600, tahun 1900, atau tahun 2000  adalah hitungan di alam materi, yang terjadi karena adanya perputaran materi, perputaran bumi pada porosnya dan perputaran bumi mengelilingi matahari.

Tahun 1600, 1900, 2000 bukanlah “tahun” bagi rasa, bagi keinginan.
Rasa dan keinginan hanya bisa dihentikan/dibatasi atau bertambah atau berkurang atau hilang oleh rasa dan keinginan yang lain.

Keinginan mencicipi rasa makanan tertentu hanya bisa hilang ketika keinginan itu diganti dengan keinginan lainnya. Amarah hanya bisa dihentikan dengan memahami kemarahan itu atau menyadari akar/pencetus amarah dan kemudian menggantinya (kalau bisa) dengan rasa yang lainnya.

Reinkarnasi 

Reiknarnasi atau rebirth adalah masuk kembali ke alam materi, ke alam fisikal.
Inkarnasi dari in-carnate, in-carno, carno dari carnis = daging (ingat carnivore). Jadi Re-inkarnasi artinya masuk kembali ke dalam daging atau ke dalam tubuh fisik (daging), ke dalam materi.

Mengapa bisa terjadi demikian ?

Mengapa orang terus mencari makanan kesukaannya ? mengapa orang berupaya menghindari seseorang ? atau mengejar seseorang ? rasa dan keinginan adalah jawabannya.

Materi (waktu dan ruang) tidak bisa membatasi rasa dan keinginan sehingga terjadilah apa yang kita sebut reinkarnasi atau rebirth.

Rasa dan keinginan yang tidak ditentukan/dibatasi ruang dan waktu (tahun 1600, 1900 atau 2000) menyebabkan terjadinya reinkarnasi.

Mudah bukan ?

Tulisan Terkait :





Salam,
Topan

Minggu, 26 Juni 2011

Roh

Setangkai bunga mawar bisa menjadi alat untuk menyatakan sukacita maupun dukacita. 

Manusia menggunakan bunga untuk menyatakan perasaannya, menyatakan apa yang ada di dalam hatinya, di dalam dirinya.

Di dalam hal tersebut, bunga mawar adalah netral. Dia baru bermakna setelah manusia memberikannya makna, setelah manusia menggunakannya, sebagai ungkapan sukacita ataupun dukacita.

Sama halnya dengan bunga mawar, tangan manusia adalah sama ‘statusnya’ dalam pengungkapan rasa manusia.

Tangan yang sama bisa digunakan untuk menyatakan rasa sukacita maupun dukacita. 

Ketika ada teman atau kerabat yang merayakan hari kelahirannya, manusia memberikan/menggunakan tangannya sebagai perwakilan dari rasa ikut bersukacita. Di saat lainnya, tangan yang sama yang digunakan untuk bersalaman digunakan untuk menyatakan rasa ikut berdukacita.

Dari uraian di atas kita bisa mengetahui bahwa kesejatian manusia adalah apa yang ada di dalam, apa yang diwakili oleh bunga mawar, diwakili oleh tangan. 

Manusia adalah rasa sukacitanya, manusia adalah rasa dukacitanya, manusia adalah perasaannya.

Manusia bersukacita, manusia berdukacita. 

Manusia bersukacita ketika ada keinginannya atau kehendaknya yang terkabul : lulus kuliah, promosi jabatan, kelahiran anak dlsb. Manusia berdukacita karena ada keinginannya yang tidak tercapai. Manusia juga bisa bersukacita karena orang lain bersukacita, ada keinginan untuk sama-sama merayakan dan merasakan kesukacitaan. Demikian pula dengan kedukacitaan.

Manusia adalah perasaannya, manusia adalah keinginan/kehendaknya.

Bunga mawar hanyalah alat, hanyalah wakil, demikian pula dengan tangan, dengan tubuh fisik. Kesejatian manusia bukanlah pada bunga mawar, pada tangan, pada tubuh fisiknya.

Sebagian manusia menyebut ‘bagian’ dalam manusia ini sebagai roh, kesejatian manusia. 

Tinjauan dari sisi Alkitab bisa dilihat di sini  :

Manusia adalah Roh

Manusia adalah roh, sebagaimana Allah adalah Roh. Manusia adalah roh karena diciptakan dalam gambar dan rupa Allah (atau kadang diterjemahkan peta dan teladan Allah).

Allah adalah Roh (Kej 1:2, Yoh 4:24), lalu Allah menciptakan manusia dalam gambar dan rupa Dia (Kej 1:26) thus manusia adalah roh. Lihat juga Kis 7:59, Stefanus menyerahkan rohnya pada Yesus ketika tubuh fisiknya mati dirajam.

Roh adalah yang meng-animasi tubuh fisik/menggerakkan tubuh fisik. Roh memberi kehidupan. (the spirit gives lifes, the flesh is no avail).Tanpa adanya roh/jiwa maka tubuh fisik hanyalah seonggok daging, hanya materi, hanya tanah. 

Roh (manusia) masuk ke dalam tubuh fisik atas ijin Allah (hembusan nafas) (Kej 2:7) sehingga bentukan tanah (tubuh fisik) menjadi mahluk yang hidup.

Manusia adalah roh, roh yang sementara berada dalam tubuh fisik, sementara mengoperasikan tubuh fisiknya.

Roh dan Jiwa.

Jiwa (soul) adalah roh juga, tepatnya spirit-self, individualisasi roh. Kalau hendak digunakan analogi, roh seperti arus listrik, jiwa bisa diumpamakan seperti komponen listrik. 

Kalau digunakan alkitab, jiwa (soul) mengacu ke individu sementara roh tidak harus mengacu ke individu (misalnya spirit of fear) . 

Roh dianalogikan seperti listrik tapi bukan listrik. Seperti listrik yang ada di PC kita, komponen2 listrik sebagai analogi jiwa (individualisasi/pemusatan listrik). 

Alkitab mengumpamakan/menggambarkan (word picture) roh seperti angin, seperti nafas.

Roh (manusia) berbuah buah-buah Roh ketika terkoneksi (tehubung) dengan Allah (yang adalah Roh). Satu jiwa (individu) bergabung/berkumpul dengan jiwa2 lainnya (souls) bisa sama-sama mengeluarkan buah-buah Roh (Gal 5:22-23) : love, peace, joy, patient, dstnya.
 
Soul/jiwa mengacu ke individu sementara roh tidak harus mengacu ke individu namun keduanya sama-sama menunjukkan hal yang sama, yakni bukan bersifat materi (matter, fisikal)/non fisikal. 

Ketika roh yang satu berkumpul bersama roh-roh lainnya dan mengeluarkan buah-buah Roh (love, peace dstnya) maka roh tidak lagi bermakna individu tapi sudah menjadi seperti force/kekuatan/daya/atmosfir. Atmosfir damai sejahtera (spirit of peace) atau atmosfir ketakutan (spirit of fear).

Setelah mati, tubuh fisik akan kembali ke tanah, karena dari situlah asalnya.

Adam dan Hawa mati rohnya. Kematian roh (manusia) adalah ketika roh itu terputus dari Allah, yakni ketika roh memilih mengejar keinginan-keinginan kedagingannya/egoismenya (terikat ke materi).

Ketika diciptakan, roh itu hidup, yakni ketika bersama-sama Allah. Roh (manusia) mati ketika terputus/terpisah dari Allah. Dihidupkan/menjadi hidup ketika si roh itu kembali melakukan kehendak Allah, ketika bersatu lagi dengan Allah (yang adalah Roh) sehingga dapat berbuah buah-buah Roh (love, peace, etc).

Masuk surga adalah ketika roh (manusia) menyatu dengan Roh, baik ketika masih dalam tubuh fisik maupun setelahnya. (Yoh 14:23). Jadi surga itu bisa juga dikatakan sebagai kondisi bathin, state of being, yakni satunya Bapa, Yesus dan si manusia.

Tiap roh bisa masuk surga, persoalannya adalah di kemauan, tidak semua roh mau masuk surga. Lihat perumpamaan anak yang hilang, si anak hilang tidak mau bersama-sama dengan bapaknya.

Sepengetahuan saya, roh ‘terdiri’ dari kesadaran, kehendak (free will) dan kekuatan (dunamis). Kesadaran, kehendak dan kekuatan. Ketiganya adalah karunia, adalah pemberian dari Allah. 


Berikut adalah tanya jawab dengan seorang rekan (Dedy Riyadi) perihal roh sbb :

——
2 September 2010 17:17

Dedy Riyadi mengutip Topan Ripan : 

Jiwa dan roh adalah interchangeable. Jiwa adalah roh atau bisa dikatakan roh namun roh tidak harus berarti jiwa (soul) karena roh bisa berarti non entitas (daya, kekuatan, atmosfir).
Ketika dikatakan tubuh- jiwa dan roh maka kata roh itu bisa mengacu/bermakna pada daya/kekuatan atau atmosfir yang berada atau mempengaruhi (influence) si jiwa.

Dedy Riyadi  :

Saya masih belum setuju dengan istilah interchangeable jiwa dan roh. Kenapa? Karena saya tidak berani menafsirkan melainkan hanya memahami dalam Ibrani 4:12 itu bahwa jiwa dan roh adalah hal yang berbeda sesuai dengan perumpamaan selanjutnya sendi-sendi dan sum-sum..artinya apa? Seperti sendi dan sumsum, dimana sendi bisa diartikan sebagai bagian dari tulang dan sumsum adalah isi dan pembentuk tulang itu..jadi Roh adalah pembentuk karakter Jiwa sekaligus “pengisi” jiwa itu sendiri…Tidak bisa saling menggantikan atau bertukar ..

Hal ini senada dengan tulisan Pak Topan terakhir :
Sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita : apakah jiwa kita digerakkan oleh roh yang daripada Allah (kemurahan, kebaikan) atau karena kepentingan diri kita sendiri (egoisme).

Karena :
Bagaimana mungkin roh / jiwa mengendalikan roh / jiwa itu sendiri? Tetapi bisa antara Roh dan Jiwa itu saling mempengaruhi ..

Daud mengatakan : Bersukalah hai Jiwa ku ..Dalam pengertian ini, Roh (Roh Kudus yang memenuhi) Daud yang memerintahkan kepada Jiwa (kedaulatan sepenuhnya atas tubuhnya) untuk berbuat sesuatu ..
Sesuai juga Allah mengatakan : (karena) Jiwaku berkenan, maka Aku akan menaruh Roh Ku ke atas-Nya
Jadi Roh mempengaruhi (pertimbangan / karakter / entitas) Jiwa dan Jiwa melahirkan perbuatan..
Karena Roh Allah di dalamku, ku kan menari seperti Raja Daud menari …
Roh Allah memberi sukacita pada Jiwa hingga Jiwa memerintahkan tubuh untuk menari-nari ..
Btw, ini baru soal Roh dan Jiwa ..belum soal Tubuh Kristus Yesus ya ..
Masih panjang ternyata diskusi kita, Pak Topan ..


Shalom …

3 September 2010 13:47

Dear Dedy,

Jiwa adalah roh, individualisasi roh. (spirit-self)

Allah adalah Kasih, Allah adalah Roh, thus Roh = Kasih.

Kita sebut saja untuk memudahkan pemahaman kasih itu sebagai “bahan”, bahan pembentuk roh atau atribut dari roh.

Ini nature mula-mula semua roh bahkan roh jahat.

Allah menciptakan yang baik, bukan yang jahat. Roh menjadi jahat adalah karena melawan kehendak Allah, mengingkari Allah alias kasih absen.

Topan dan Dedy adalah dua entitas yang berbeda namun kita berasal dari satu, dari Allah.
 
Topan dan Dedy adalah roh karena diciptakan dalam gambar dan rupa Allah.

Walau “bahan” Topan dan Dedy adalah sama yakni Kasih, namun kita adalah dua kesadaran (awareness) yang berbeda.

Topan adalah individualisasi dari Kasih, demikian pula dengan Dedy.

Ketika kita ‘hilangkan’ individualisasi tersebut maka tidak ada Dedy, tidak ada Topan, yang ada hanya Kasih, hanya Roh.

Dedy dan Topan, ketika mengacu ke entitas bisa dikatakan sebagai jiwa/soul selain bisa juga disebut roh.

konten atau “pembentuk” jiwa adalah roh. digunakan jiwa (soul) untuk membedakannya dari yang lainnya. Ada jiwa yang kasihnya/pembentuknya murni, ada jiwa yang kasihnya/kontennya masih terkontaminasi dengan selfishness.

Selfishness itu adalah kasih yang tidak keluar alias absen.

Kasih ada yang eros, philia dan kemudian agape (kasih Tuhan, murni). kalau dilihat dari sisi egoisme/selfishness maka eros adalah yang paling egois, philia sudah lebih lebar/luas, yakni brotherhood, sementara itu agapao/agape adalah kasih tak bersyarat alias tidak egosi alias seperti kasih Allah.

Jiwa bisa dilihat demikian, ada jiwa yang kasihnya adalah eros, ada yang philia dan ada yang agape.

Jiwa adalah individualisasi roh, spirit-self. Ada beda antara satu jiwa dan lainnya. Perbedaan yang bisa dihilangkan/dikurangi hari demi hari yakni suatu kondisi dimana jiwa itu menyatu lagi dengan Allah yang adalah Roh.

Jiwa/soul, sebagaimana sudah saya sebutkan, menarik/menerima roh dan mengeluarkan roh.

Tepatnya roh dalam artian non entitas. Dedy karena menerima/menarik Roh Allah yakni damai sejahtera maka Dedy digerakkan oleh damai sejahtera dan mengeluarkan damai sejahtera ke sekitarnya, ke jiwa-jiwa lainnya.

Jadi demikian, jiwa/soul digerakkan oleh spirit wind, oleh daya, oleh influence, oleh kekuatan/force yang daripada Allah.

Namun demikian, jiwa juga bisa dipengaruhi oleh roh-roh lainnya, roh ketakutan misalnya. Dedy menerima/menarik (tepatnya terpengaruh) oleh roh ketakutan dan kemudian dedy ketakutan dan kemudian menyebarkan/mengeluarkan atmosfir/influence takut ke sekitarnya. Ada kemungkinan jiwa/jiwa lainnya atau spirit-self-spirit self lainnya terpengaruh oleh atmosfir atau keberadaan takut/ketakutan yang dikeluarkan oleh Dedy.

Roh (jiwa) yang dipengaruhi Roh Kudus akan mengeluarkan buah-buah Roh. Roh (jiwa) yang dipengaruhi roh ketakutan/kemarahan akan menyebarkan ketakutan/kemarahan ke sekelilingnya.

Roh Allah memberi sukacita kepada jiwa sehingga jiwa menari. Tarian jiwa terlihat di tubuh fisiknya yang kemudian menari. Tarian jiwa atau sukacita jiwa tidak harus terwujud dalam tubuh fisik karena suatu saat tubuh fisik akan ditinggalkan bukan. Walau tubuh fisik tidak ada, jiwa tetap menari, tetap bersukacita.

Karena saya berkenan pada Dedy maka saya mencurahkan perhatian saya dan tenaga saya mengetikkan tanggapan ini. Atau dalam bahasa lainnya, jiwa saya mencurahkan roh saya (perhatian) kepada jiwa lainnya, kepada Dedy.

Perihal Ibrani 4:12

Sendi dan sumsum. Sumsum atau muelos (Yunani) atau marrow (Inggris kalau kita lihat artinya maka kata ini berarti core, heart, soul, spirit, essence, substance.
Sendi adalah analogi jiwa (soul), individualisasi substance, individualisasi roh.
Sementara itu sumsum adalah roh. Sendi tanpa sumsum tidak bisa digunakan. Nah sama sebagaimana yang sudah saya uraikan sebelumnya, jiwa adalah individualisasi roh, dan jiwa mengambil/dipengaruhi oleh roh.

Ketika Dedy memberikan sumbangan pada gereja, tentunya ada yang menggerakkan Dedy bukan ? Dedy adalah soul, yang menggerakkan ? roh kebaikan/roh yang dari Allah atau dari roh kepentingan diri sendiri ? firman Tuhan bisa memisahkan hal tersebut. Roh mana yang mempengaruhi/diterima/diambil oleh roh Dedy, oleh jiwa Dedy.

Shalom,
Topan
———–

Roh memiliki makna entitas/pribadi sekaligus bisa bermakna non pribadi.

Allah adalah Kasih, bisa dilihat dalam makna pribadi maupun non pribadi.

Dedy dan Topan diciptakan dalam gambar dan rupa Allah (Kej 1:26)
 
Allah adalah Kasih, maka Dedy dan Topan adalah… Kasih.

Namun Topan adalah topan dan Dedy adalah Dedy, sehingga Roh (Kasih) ketika mengacu ke Dedy saja atau Topan saja dikatakan sebagai individualisasi roh (spirit - self)
Ketika baik Topan maupun Dedy sama-sama berbuah Kasih maka tidak ada individualisasi alias soul melebur dan menjadi hanya Kasih saja (spirit).

Perihal 1 Tes 5:23, saya memahaminya sbb :

Jiwa mengacu ke entitasnya, adapun roh di sana adalah mengacu ke apa yang kemudian dikeluarkan oleh si orang/entitas tersebut. Misalnya Topan (soul) dan kasihnya atau damai sejahteranya (roh atau buah2 rohnya) terpelihara sampai kedatangan Yesus.

Manusia adalah pribadinya (soul) dan apa yang dilakukannya atau buah-buahnya (spiritnya).
Soul yang mengeluarkan/berbuah buah-buah Roh memang akan bisa menjjadi “blur” antara pribadi dan non pribadi, jadi sama seperti roh, yang bisa bermakna entitas/pribadi maupun non pribadi. Dan ini menunjukkan bahwa jiwa adalah roh (interchangeable).

Yesus adalah pribadi/entitas, namun kita juga menyatakan Yesus adalah pemulihan, Yesus adalah damai sejahtera, Yesus adalah kasih. Yesus adalah soul dan spirit.

Demikian saya memahaminya.

Shalom,
Topan