Rabu, 29 Juni 2011

Menanggung Dosa Orang Lain

Apa dosa ?

Dosa adalah melanggar kehendak Allah, bertentangan dengan Allah, melawan Allah.

Apakah dosa diartikan sebagai ketersinggungan/kemarahan  Allah karena telah dilawan ? karena kehendaknya ditentang ?

Harusnya jawaban atas pertanyaan itu  adalah :  tidak. 

Allah tahu kok bahwa Dia tidak bisa dilawan, namanya Allah kok, mana ada yang bisa lawan Dia ? 

Jadi ? 

Dosa diartikan sebagai kerugian pada diri sendiri. Dosa adalah bunuh diri. Allah adalah kehidupan dan menentang Allah artinya memilih kematian, alias bunuh diri.

Ketika manusia membunuh manusia lainnya maka yang mati sejatinya adalah si pembunuh itu. Niatnya dan tindakannya  melenyapkan manusia lainnya sudah membakar rohaninya, membakar rohnya. 

Kecanduan minuman keras adalah bunuh diri karena akan menghancurkan diri sendiri dan juga bisa menghancurkan orang lain.

Sehingga, dalam dosa, ada dua hal yakni :

      1. Keinginan/keterikatan (atau kecintaan) orang ybs, yakni egoisme, yakni memilih
              mengejar kehendak sendiri, yakni keinginan daging (Gal 5:19-21)  

      2. konsekuensi (akibat) dari keterikatan itu.

Point 1,  Keinginan/Keterikatan  

Tidak ada yang bisa mengubahnya selain dari orang ybs karena keinginan itu lahir dari dalam ybs. misalnya seseorang menginginkan  dan terikat pada minuman keras maka  hanya ybs yang bisa mengubah keinginan itu. Si anak yang hilang menginginkan keluar dari rumah bapaknya, maka hanya dia yang bisa mengubah keinginannya itu yakni ketika dia teringat betapa bahagianya dia hidup bersama bapaknya sehingga dia menginginkan dan memilih kembali ke rumah bapaknya.
Si anak yang hilang bisa mengingat karena ada ‘bapaknya’ di dalam dirinya. Ada kenangan akan kebahagiaan di rumah bapaknya. Jadi tidak bisa dikatakan si anak yang hilang itu pulang ke rumah bapaknya semata atas usahanya sendiri.

Point 2 , Konsekuensi Dari Keterikatan.
 
Ini bisa ditanggung oleh orang lain atau oleh Allah atau kerjasama manusia dan  Allah.

Ditanggung orang lain :

Pada yang terikat minuman keras dan akhirnya kecanduan, tidak bisa bekerja, tidak bisa mencari penghidupannya sementara dia memiliki keluarga. Orang lain bisa menanggung konsekuensi dari keterikatan/dosa orang itu. Misalnya orang tuanya yang bisa memilih (mengasihi) untuk menanggung penghidupan keluarga (anak- istri) atau bahkan menanggung juga si peminum minuman keras itu.
Orang tua atau keluarganya bisa memilih untuk merawat si orang itu, membawanya ke rehabilitasi ketergantungan minuman keras.

Ditanggung Allah : 

Orang tua si pecandu menjadi letih spiritual melihat ketergantungan anaknya pada minuman keras, orang tua  berdoa pada Allah/pada Yesus dan kemudian menerima pemulihan dan kekuatan yang baru untuk merawat anaknya yang kecanduan miras tersebut.

Kerjasama manusia dan Allah :

Orang tua berdoa pada Allah agar Allah menolong orang itu bebas dari kecanduannya. Allah bisa mengutus manusia2 lainnya untuk menjangkau/menolong si pecandu tersebut. Bagian/paragraf sebelumnya yakni : “Ditanggung Allah” bisa juga dilihat sebagai kerjasama antara manusia dan Allah.

Yesus Menanggung Dosa Orang Lain

Manusia berdosa, ada keterikatannya dan ada konsekuensinya.
Dari uraian di atas kita bisa memahami bagaimana Yesus menanggung dosa manusia lainnya. 

Yesus bisa menanggung konsekuensi dosa itu. Ketika si manusia bersekutu dengan setan (dosa) maka Yesus mematahkan kuasa gelap itu. 

Yesus menolong si manusia memahami keterikatannya/keinginan kedagingannya. 

Yesus mengajar si manusia agar bisa melihat keinginannya (misalnya ingin kaya dgn cara menyembah kuasa gelap) dan menyadari bahwa keinginannya itu adalah kematian rohani dan Yesus berdoa dan menyertai agar si manusia itu bisa mengubah keinginannya.  Yesus adalah atau bisa diibaratkan  ‘memori’ atau ‘ingatan’ akan kebahagiaan tinggal di rumah bapak di perumpamaan anak yang hilang.

Kok bisa manusia menanggung atau menolong manusia lainnya ?

Jawab : karena si manusia itu terhubung/memiliki “jaringan” atau kuasa yang besar. 

Pada Yesus, kuasa itu adalah sebagaimana kuasa AllahNya.

Detail lebih lanjut perihal ini  bisa dibaca di sini :


Kita bisa memahami ini dengan melihat orang kaya yang saleh yang menolong orang lainnya. Si orang kaya itu taat pada Allah, jujur dalam berbisnis sehingga dia dipercaya orang. Si orang kaya tidak mengganggap kekayaannya itu adalah hasil upayanya sendiri namun semata berkat dari Allahnya dan karenanya si orang kaya bisa membantu manusia2 lainnya. Semakin kaya dia semakin banyak manusia yang bisa diberinya makan, ditolongnya. Ini contoh pertolongan secara materi. 


Yesus memberikan yang lebih dari sekedar pertolongan materi. Dia memberikan pertolongan spiritual, keselamatan jiwa yang bisa dilakukannya karena Dia menerima kuasa dari AllahNya, dari BapaNya.

Yesus melakukan itu bersama AllahNya, bersama BapaNya bahkan Yesus katakan pekerjaannya adalah pekerjaan AllahNya (Bapa) yang terjadi melalui Dia.


Salam,
Topan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.