Minggu, 26 Juni 2011

Roh

Setangkai bunga mawar bisa menjadi alat untuk menyatakan sukacita maupun dukacita. 

Manusia menggunakan bunga untuk menyatakan perasaannya, menyatakan apa yang ada di dalam hatinya, di dalam dirinya.

Di dalam hal tersebut, bunga mawar adalah netral. Dia baru bermakna setelah manusia memberikannya makna, setelah manusia menggunakannya, sebagai ungkapan sukacita ataupun dukacita.

Sama halnya dengan bunga mawar, tangan manusia adalah sama ‘statusnya’ dalam pengungkapan rasa manusia.

Tangan yang sama bisa digunakan untuk menyatakan rasa sukacita maupun dukacita. 

Ketika ada teman atau kerabat yang merayakan hari kelahirannya, manusia memberikan/menggunakan tangannya sebagai perwakilan dari rasa ikut bersukacita. Di saat lainnya, tangan yang sama yang digunakan untuk bersalaman digunakan untuk menyatakan rasa ikut berdukacita.

Dari uraian di atas kita bisa mengetahui bahwa kesejatian manusia adalah apa yang ada di dalam, apa yang diwakili oleh bunga mawar, diwakili oleh tangan. 

Manusia adalah rasa sukacitanya, manusia adalah rasa dukacitanya, manusia adalah perasaannya.

Manusia bersukacita, manusia berdukacita. 

Manusia bersukacita ketika ada keinginannya atau kehendaknya yang terkabul : lulus kuliah, promosi jabatan, kelahiran anak dlsb. Manusia berdukacita karena ada keinginannya yang tidak tercapai. Manusia juga bisa bersukacita karena orang lain bersukacita, ada keinginan untuk sama-sama merayakan dan merasakan kesukacitaan. Demikian pula dengan kedukacitaan.

Manusia adalah perasaannya, manusia adalah keinginan/kehendaknya.

Bunga mawar hanyalah alat, hanyalah wakil, demikian pula dengan tangan, dengan tubuh fisik. Kesejatian manusia bukanlah pada bunga mawar, pada tangan, pada tubuh fisiknya.

Sebagian manusia menyebut ‘bagian’ dalam manusia ini sebagai roh, kesejatian manusia. 

Tinjauan dari sisi Alkitab bisa dilihat di sini  :

Manusia adalah Roh

Manusia adalah roh, sebagaimana Allah adalah Roh. Manusia adalah roh karena diciptakan dalam gambar dan rupa Allah (atau kadang diterjemahkan peta dan teladan Allah).

Allah adalah Roh (Kej 1:2, Yoh 4:24), lalu Allah menciptakan manusia dalam gambar dan rupa Dia (Kej 1:26) thus manusia adalah roh. Lihat juga Kis 7:59, Stefanus menyerahkan rohnya pada Yesus ketika tubuh fisiknya mati dirajam.

Roh adalah yang meng-animasi tubuh fisik/menggerakkan tubuh fisik. Roh memberi kehidupan. (the spirit gives lifes, the flesh is no avail).Tanpa adanya roh/jiwa maka tubuh fisik hanyalah seonggok daging, hanya materi, hanya tanah. 

Roh (manusia) masuk ke dalam tubuh fisik atas ijin Allah (hembusan nafas) (Kej 2:7) sehingga bentukan tanah (tubuh fisik) menjadi mahluk yang hidup.

Manusia adalah roh, roh yang sementara berada dalam tubuh fisik, sementara mengoperasikan tubuh fisiknya.

Roh dan Jiwa.

Jiwa (soul) adalah roh juga, tepatnya spirit-self, individualisasi roh. Kalau hendak digunakan analogi, roh seperti arus listrik, jiwa bisa diumpamakan seperti komponen listrik. 

Kalau digunakan alkitab, jiwa (soul) mengacu ke individu sementara roh tidak harus mengacu ke individu (misalnya spirit of fear) . 

Roh dianalogikan seperti listrik tapi bukan listrik. Seperti listrik yang ada di PC kita, komponen2 listrik sebagai analogi jiwa (individualisasi/pemusatan listrik). 

Alkitab mengumpamakan/menggambarkan (word picture) roh seperti angin, seperti nafas.

Roh (manusia) berbuah buah-buah Roh ketika terkoneksi (tehubung) dengan Allah (yang adalah Roh). Satu jiwa (individu) bergabung/berkumpul dengan jiwa2 lainnya (souls) bisa sama-sama mengeluarkan buah-buah Roh (Gal 5:22-23) : love, peace, joy, patient, dstnya.
 
Soul/jiwa mengacu ke individu sementara roh tidak harus mengacu ke individu namun keduanya sama-sama menunjukkan hal yang sama, yakni bukan bersifat materi (matter, fisikal)/non fisikal. 

Ketika roh yang satu berkumpul bersama roh-roh lainnya dan mengeluarkan buah-buah Roh (love, peace dstnya) maka roh tidak lagi bermakna individu tapi sudah menjadi seperti force/kekuatan/daya/atmosfir. Atmosfir damai sejahtera (spirit of peace) atau atmosfir ketakutan (spirit of fear).

Setelah mati, tubuh fisik akan kembali ke tanah, karena dari situlah asalnya.

Adam dan Hawa mati rohnya. Kematian roh (manusia) adalah ketika roh itu terputus dari Allah, yakni ketika roh memilih mengejar keinginan-keinginan kedagingannya/egoismenya (terikat ke materi).

Ketika diciptakan, roh itu hidup, yakni ketika bersama-sama Allah. Roh (manusia) mati ketika terputus/terpisah dari Allah. Dihidupkan/menjadi hidup ketika si roh itu kembali melakukan kehendak Allah, ketika bersatu lagi dengan Allah (yang adalah Roh) sehingga dapat berbuah buah-buah Roh (love, peace, etc).

Masuk surga adalah ketika roh (manusia) menyatu dengan Roh, baik ketika masih dalam tubuh fisik maupun setelahnya. (Yoh 14:23). Jadi surga itu bisa juga dikatakan sebagai kondisi bathin, state of being, yakni satunya Bapa, Yesus dan si manusia.

Tiap roh bisa masuk surga, persoalannya adalah di kemauan, tidak semua roh mau masuk surga. Lihat perumpamaan anak yang hilang, si anak hilang tidak mau bersama-sama dengan bapaknya.

Sepengetahuan saya, roh ‘terdiri’ dari kesadaran, kehendak (free will) dan kekuatan (dunamis). Kesadaran, kehendak dan kekuatan. Ketiganya adalah karunia, adalah pemberian dari Allah. 


Berikut adalah tanya jawab dengan seorang rekan (Dedy Riyadi) perihal roh sbb :

——
2 September 2010 17:17

Dedy Riyadi mengutip Topan Ripan : 

Jiwa dan roh adalah interchangeable. Jiwa adalah roh atau bisa dikatakan roh namun roh tidak harus berarti jiwa (soul) karena roh bisa berarti non entitas (daya, kekuatan, atmosfir).
Ketika dikatakan tubuh- jiwa dan roh maka kata roh itu bisa mengacu/bermakna pada daya/kekuatan atau atmosfir yang berada atau mempengaruhi (influence) si jiwa.

Dedy Riyadi  :

Saya masih belum setuju dengan istilah interchangeable jiwa dan roh. Kenapa? Karena saya tidak berani menafsirkan melainkan hanya memahami dalam Ibrani 4:12 itu bahwa jiwa dan roh adalah hal yang berbeda sesuai dengan perumpamaan selanjutnya sendi-sendi dan sum-sum..artinya apa? Seperti sendi dan sumsum, dimana sendi bisa diartikan sebagai bagian dari tulang dan sumsum adalah isi dan pembentuk tulang itu..jadi Roh adalah pembentuk karakter Jiwa sekaligus “pengisi” jiwa itu sendiri…Tidak bisa saling menggantikan atau bertukar ..

Hal ini senada dengan tulisan Pak Topan terakhir :
Sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita : apakah jiwa kita digerakkan oleh roh yang daripada Allah (kemurahan, kebaikan) atau karena kepentingan diri kita sendiri (egoisme).

Karena :
Bagaimana mungkin roh / jiwa mengendalikan roh / jiwa itu sendiri? Tetapi bisa antara Roh dan Jiwa itu saling mempengaruhi ..

Daud mengatakan : Bersukalah hai Jiwa ku ..Dalam pengertian ini, Roh (Roh Kudus yang memenuhi) Daud yang memerintahkan kepada Jiwa (kedaulatan sepenuhnya atas tubuhnya) untuk berbuat sesuatu ..
Sesuai juga Allah mengatakan : (karena) Jiwaku berkenan, maka Aku akan menaruh Roh Ku ke atas-Nya
Jadi Roh mempengaruhi (pertimbangan / karakter / entitas) Jiwa dan Jiwa melahirkan perbuatan..
Karena Roh Allah di dalamku, ku kan menari seperti Raja Daud menari …
Roh Allah memberi sukacita pada Jiwa hingga Jiwa memerintahkan tubuh untuk menari-nari ..
Btw, ini baru soal Roh dan Jiwa ..belum soal Tubuh Kristus Yesus ya ..
Masih panjang ternyata diskusi kita, Pak Topan ..


Shalom …

3 September 2010 13:47

Dear Dedy,

Jiwa adalah roh, individualisasi roh. (spirit-self)

Allah adalah Kasih, Allah adalah Roh, thus Roh = Kasih.

Kita sebut saja untuk memudahkan pemahaman kasih itu sebagai “bahan”, bahan pembentuk roh atau atribut dari roh.

Ini nature mula-mula semua roh bahkan roh jahat.

Allah menciptakan yang baik, bukan yang jahat. Roh menjadi jahat adalah karena melawan kehendak Allah, mengingkari Allah alias kasih absen.

Topan dan Dedy adalah dua entitas yang berbeda namun kita berasal dari satu, dari Allah.
 
Topan dan Dedy adalah roh karena diciptakan dalam gambar dan rupa Allah.

Walau “bahan” Topan dan Dedy adalah sama yakni Kasih, namun kita adalah dua kesadaran (awareness) yang berbeda.

Topan adalah individualisasi dari Kasih, demikian pula dengan Dedy.

Ketika kita ‘hilangkan’ individualisasi tersebut maka tidak ada Dedy, tidak ada Topan, yang ada hanya Kasih, hanya Roh.

Dedy dan Topan, ketika mengacu ke entitas bisa dikatakan sebagai jiwa/soul selain bisa juga disebut roh.

konten atau “pembentuk” jiwa adalah roh. digunakan jiwa (soul) untuk membedakannya dari yang lainnya. Ada jiwa yang kasihnya/pembentuknya murni, ada jiwa yang kasihnya/kontennya masih terkontaminasi dengan selfishness.

Selfishness itu adalah kasih yang tidak keluar alias absen.

Kasih ada yang eros, philia dan kemudian agape (kasih Tuhan, murni). kalau dilihat dari sisi egoisme/selfishness maka eros adalah yang paling egois, philia sudah lebih lebar/luas, yakni brotherhood, sementara itu agapao/agape adalah kasih tak bersyarat alias tidak egosi alias seperti kasih Allah.

Jiwa bisa dilihat demikian, ada jiwa yang kasihnya adalah eros, ada yang philia dan ada yang agape.

Jiwa adalah individualisasi roh, spirit-self. Ada beda antara satu jiwa dan lainnya. Perbedaan yang bisa dihilangkan/dikurangi hari demi hari yakni suatu kondisi dimana jiwa itu menyatu lagi dengan Allah yang adalah Roh.

Jiwa/soul, sebagaimana sudah saya sebutkan, menarik/menerima roh dan mengeluarkan roh.

Tepatnya roh dalam artian non entitas. Dedy karena menerima/menarik Roh Allah yakni damai sejahtera maka Dedy digerakkan oleh damai sejahtera dan mengeluarkan damai sejahtera ke sekitarnya, ke jiwa-jiwa lainnya.

Jadi demikian, jiwa/soul digerakkan oleh spirit wind, oleh daya, oleh influence, oleh kekuatan/force yang daripada Allah.

Namun demikian, jiwa juga bisa dipengaruhi oleh roh-roh lainnya, roh ketakutan misalnya. Dedy menerima/menarik (tepatnya terpengaruh) oleh roh ketakutan dan kemudian dedy ketakutan dan kemudian menyebarkan/mengeluarkan atmosfir/influence takut ke sekitarnya. Ada kemungkinan jiwa/jiwa lainnya atau spirit-self-spirit self lainnya terpengaruh oleh atmosfir atau keberadaan takut/ketakutan yang dikeluarkan oleh Dedy.

Roh (jiwa) yang dipengaruhi Roh Kudus akan mengeluarkan buah-buah Roh. Roh (jiwa) yang dipengaruhi roh ketakutan/kemarahan akan menyebarkan ketakutan/kemarahan ke sekelilingnya.

Roh Allah memberi sukacita kepada jiwa sehingga jiwa menari. Tarian jiwa terlihat di tubuh fisiknya yang kemudian menari. Tarian jiwa atau sukacita jiwa tidak harus terwujud dalam tubuh fisik karena suatu saat tubuh fisik akan ditinggalkan bukan. Walau tubuh fisik tidak ada, jiwa tetap menari, tetap bersukacita.

Karena saya berkenan pada Dedy maka saya mencurahkan perhatian saya dan tenaga saya mengetikkan tanggapan ini. Atau dalam bahasa lainnya, jiwa saya mencurahkan roh saya (perhatian) kepada jiwa lainnya, kepada Dedy.

Perihal Ibrani 4:12

Sendi dan sumsum. Sumsum atau muelos (Yunani) atau marrow (Inggris kalau kita lihat artinya maka kata ini berarti core, heart, soul, spirit, essence, substance.
Sendi adalah analogi jiwa (soul), individualisasi substance, individualisasi roh.
Sementara itu sumsum adalah roh. Sendi tanpa sumsum tidak bisa digunakan. Nah sama sebagaimana yang sudah saya uraikan sebelumnya, jiwa adalah individualisasi roh, dan jiwa mengambil/dipengaruhi oleh roh.

Ketika Dedy memberikan sumbangan pada gereja, tentunya ada yang menggerakkan Dedy bukan ? Dedy adalah soul, yang menggerakkan ? roh kebaikan/roh yang dari Allah atau dari roh kepentingan diri sendiri ? firman Tuhan bisa memisahkan hal tersebut. Roh mana yang mempengaruhi/diterima/diambil oleh roh Dedy, oleh jiwa Dedy.

Shalom,
Topan
———–

Roh memiliki makna entitas/pribadi sekaligus bisa bermakna non pribadi.

Allah adalah Kasih, bisa dilihat dalam makna pribadi maupun non pribadi.

Dedy dan Topan diciptakan dalam gambar dan rupa Allah (Kej 1:26)
 
Allah adalah Kasih, maka Dedy dan Topan adalah… Kasih.

Namun Topan adalah topan dan Dedy adalah Dedy, sehingga Roh (Kasih) ketika mengacu ke Dedy saja atau Topan saja dikatakan sebagai individualisasi roh (spirit - self)
Ketika baik Topan maupun Dedy sama-sama berbuah Kasih maka tidak ada individualisasi alias soul melebur dan menjadi hanya Kasih saja (spirit).

Perihal 1 Tes 5:23, saya memahaminya sbb :

Jiwa mengacu ke entitasnya, adapun roh di sana adalah mengacu ke apa yang kemudian dikeluarkan oleh si orang/entitas tersebut. Misalnya Topan (soul) dan kasihnya atau damai sejahteranya (roh atau buah2 rohnya) terpelihara sampai kedatangan Yesus.

Manusia adalah pribadinya (soul) dan apa yang dilakukannya atau buah-buahnya (spiritnya).
Soul yang mengeluarkan/berbuah buah-buah Roh memang akan bisa menjjadi “blur” antara pribadi dan non pribadi, jadi sama seperti roh, yang bisa bermakna entitas/pribadi maupun non pribadi. Dan ini menunjukkan bahwa jiwa adalah roh (interchangeable).

Yesus adalah pribadi/entitas, namun kita juga menyatakan Yesus adalah pemulihan, Yesus adalah damai sejahtera, Yesus adalah kasih. Yesus adalah soul dan spirit.

Demikian saya memahaminya.

Shalom,
Topan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.