Minggu, 26 Juni 2011

Meninggalkan Doktrin Trinitas

Yesus adalah Yesus, Dia Tuhan (atau Tuan) tapi Dia bukan Allah. Allah menjadikan Yesus sebagai Tuan (Tuhan) dan Mesias (Kis 2:36).

Yesus Kristus ber-Allah (lihat Yoh 20:17). Allah yang  disapa oleh Yesus dengan sapaan “Abba”/” Bapa” (lihat 2 Kor 1:3, lihat juga Kis 2:36).  Sapaan yang lebih menunjukan sebuah relasi, relasi yang erat.   Sama halnya pada manusia, tiap orang bisa menyapa saya dengan sapaan “Topan”, tapi tidak semua bisa memanggil saya dengan sapaan “saudara” atau “sahabat”. Hanya yang merasa dan dekat dengan sayalah yang bisa menyapa dengan sapaan itu. 

Yesus dan Bapa sehakekat, se-esensi, yakni Roh. Allah adalah Roh (Kej 1:2, Yoh 4:24) dan Yesus adalah Roh (Fil 2:6, Luk 23 :46). Walau se-hakekat, Yesus dan Bapa tidak setara, karena Yesus sendiri menyatakan : “The Father is greater than I”. 

Sebagian Kristen kemudian merasa tersinggung ketika ada yang bilang Yesus itu ciptaan sementara Kristen mengimani diperanakkan, Saya Kristen dan saya tidak tersinggung :-).

Sebenarnya ini tidak perlu dipusingkan atau diributkan karena diciptakan atau diperanakkan, kalau kita bicara esensi akan sama saja, maknanya sama : of God, dari Allah. Akar kata diperanakkan dan diciptakan menunjukkan arti yang sama saja.

Diciptakan Allah, diperanakkan Allah, maka yang dilihat itu Allahnya (subyek) bukan diciptakan atau diperanakkannya. Yang menjadi masalah itu khan kalau subyeknya berbeda, misalnya : diciptakan si Topan versus diciptakan Allah. Buatan tangan si Topan  vs buatan tangan Allah. Nah, kalau ini baru perlu diributkan :-) karena buatan tangan Topan tentunya berbeda dengan buatan tangan Allah.

Kemudian perihal awal,  karena diciptakan artinya Yesus berawal alias terbatas, tidak lagi Ilahi, Yesus memiliki awal, (Kristen2 pada protes juga :-)). Ini pun tidak perlu dipusingkan, karena awal itu khan bagi Allah bukan bagi manusia, lah sementara Allah itu tak terbatas ruang-waktu, Allah adalah Alfa dan Omega, artinya kalaupun ada awal, awal itu adalah bagi Allah, bukan dalam kamus/pengertian  manusia, dan ketika bagi Allah yang tidak terbatas ruang dan waktu maka masalah awal/permulaan itu ya bukan masalah bukan ? Mana ‘ngerti manusia awal Allah atau awal bagi Allah ? yang mengerti dan tahu ya Allah saja. 

Selanjutnya, diciptakan/ciptaan atau memiliki awal tidak bisa menghilangkan apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Dia berkata Allah bekerja melalui Dia. Artinya segala macam yang kita pikir ‘perendahan’ itu (ciptaan semata atau ada awalnya) BUKAN lagi merupakan hal yang relevan. 

Gembel boleh saja gembel dan mungkin awalnya kita memandang rendah padanya namun ketika dia membawa surat kuasa dari Presiden dan atas kuasa itu si gembel bisa melakukan banyak hal yang menjadi kewenangan Presiden maka kondisi gembel itu sudah tidak ada artinya lagi bukan ? 

Walau tidak setara namun ketika kuasa Allah ada pada Yesus maka tinggi-rendah atau masalah kesetaraan bukan lagi menjadi hal yang relevan.  

Yesus ya tetap Yesus, Dia bukan Allah (Bapa) itu sendiri. Dia Anak Allah sebagaimana perkataanNya, Dia juga bukan Allah Putera, emangnya ada berapa jenis Allah ? Allah bapak, Allah Putera, Allah cucu ? 

Yesus Kristus  tidak mengajarkan Pantheisme. Yesus mengajarkan Tauhid, ke-Esaan Allah.
Bagaimana dengan kemungkinan penduaan Allah dengan adanya pen-Tuhan-an/pen-Tuan-an Yesus ? (ancaman bagi Tauhid ?)

………

Men-Tuhan-kan Yesus (Kis 2:36) atau men-Tuankan Yesus tidak akan jatuh dalam penduaan Allah karena ketika bersama Allah Yesus itu “tidak ada” sekaligus ada.  

Yesus “tidak ada” : Ajaran Yesus adalah ajaran Allah, perkataan Yesus adalah perkataan Allah bahkan pekerjaan Yesus adalah pekerjaan Allah, thus Yesus itu “tidak ada”.  

Yesus itu ada.  Yesus ada di mata AllahNya, karena melalui Yesuslah Allah melakukan pekerjaan-pekerjaanNya. Melalui Yesus Allah mencari dan menyelamatkan manusia, membawa manusia yang mau kembali kepadaNya.

Yesus adalah utusan yang diutus untuk menyelamatkan manusia, Allah menyelamatkan manusia. Melalui Yesus Allah aktif mencari dan menyelamatkan manusia. Allah tidak sekedar menyampaikan ajaran dan kemudian meninggalkan manusia dengan ajaranNya itu, Allah aktif menyertai manusia bahkan membawa si manusia ke hadiratNya (keselamatan) ketika ajal menjemput.

Men-Tuhan-kan atau men-Tuan-kan Yesus tidak akan menyebabkan orang jatuh dalam penduaan Allah karena Yesus tidak mengharapkan kemuliaan/pemuliaan dari manusia. Dia hanya mengharapkan pemuliaan/kemuliaan dari AllahNya, dari BapaNya. Hormat dan sembah yang diberikan  murid-muridNya (contoh Mat 28) akan diteruskan Yesus pada AllahNya. 

Percumakah menyembah Yesus ? atau bolehkan menyembah Yesus ? ya boleh saja, Yesus sendiri tidak melarang/memarahi murid-murid yang menyembahNya di waktu itu (Mat 28:17-18). 

Menyembah itu artinya memberikan diri pada yang disembah, melakukan apapun yang diperintahkan/diajarkan yang disembah. Menyembah Yesus artinya memberikan diri pada Yesus. Di sisi lainnya, Yesus memberikan diriNya pada AllahNya, artinya orang yang memberikan diri pada Yesus akan terbawa di pemberian diri Yesus pada Allahnya, orang akan berada dimana Yesus berada, Yesus bersama-sama AllahNya, thus si orang yang memberikan diri pada Yesus akan berada bersama-sama Allah alias masuk surga.

Tulisan Terkait :

Menyembah Yesus



Salam,
Topan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.