Mat 19:4 Jawab
Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula
menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? 19:5 Dan
firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
TR :
Yesus ditanya
soal perceraian , spesifiknya adalah perceraian suami dan istri. Yesus
mengajarkan adanya suatu kesatuan (unity) bahkan dari awal.
Dari sebuah
perkawinan antara laki-laki dan perempuan kita bisa mengetahui bahwa yang
menikah itu sebenarnya bukan hanya dua orang. Keluarga besar kedua mempelai
juga ikut menikah. Menikah dalam artian bersatu karena adanya persatuan dua
orang manusia.
Demikianlah
kondisi manusia mula-mula, dalam kesatuan. Lah kalau kita runut balik ke Adam
dan Hawa, semua manusia khan memang keturunan Adam dan Hawa bukan ? artinya apa
? pernikahan di antara anak cucu Adam itu sebenarnya bukan pernikahan, bukan
persatuan/penyatuan baru, lah wong dari awal memang satu kok, berasal dari
satu.
Selanjutnya,
kalau kita lihat kemunculan Hawa, lah Hawa muncul karena keinginan Adam bukan ?
Hawa muncul dari Adam. Artinya kita bisa melihat bahwa Hawa itu sebenarnya
tidak ada, yang ada adalah Adam.
Allah menjadikan
satu, unity dari awal, sehingga apa yang disatukan Allah tidak boleh diceraikan
oleh manusia.
Kalau kita selalu melihat dari mula, maka seharusnya tidak ada yang namanya orang asing. Semua adalah diri kita sendiri, adalah Adam.
Ingat (kasihilah sesamamu manusia seperti mengasihi DIRI SENDIRI).
Dikotomi
laki-laki dan perempuan adalah dikotomi fisikal dan adalah dikotomi yang
semu. Inilah yang saya
katakan bahwa roh itu genderless.
Roh diciptakan dalam gambar dan rupa Allah
dan Allah adalah genderless. Allah TIDAK
memandang perbedaan laki-laki dan perempuan, yang dilihatnya hanya satu, yakni
roh, yakni anak-anakNya.
Adam tidak
menikah dengan Hawa, mereka satu adanya.
Satunya daging
suami dan istri itu yang mana sebenarnya istri itu adalah ego si suami juga
sama halnya dengan Hawa yang muncul dari keinginan Adam .
Satunya daging
digunakan untuk mengajar manusia bahwa mereka itu memang selalu satu
adanya. Yang memisahkan manusia adalah
rohnya. Kalau roh (misalnya yang
berada/berdiam di tubuh fisik laki-laki) bahwa roh lainnya (roh yang berada
dalam tubuh fisik perempuan) adalah terpisah maka terpisahlah si roh itu. Lalu
ada satunya daging (suami dan istri) yang diharapkan bisa mengajar si roh bahwa
dia (roh) dan istrinya (roh juga) adalah satu.
Lantas bagaimana
dengan yang selibat ?, apakah dengan dia (roh) tidak satu daging dengan daging
(roh) lainnya lantas berarti dia (roh ) itu tidak satu/in unity dengan roh-roh
lainnya ? Tidak bukan ?
Roh bisa bersatu
dengan roh lainnya walau tidak ada kesatuan daging. Roh bisa bersatu dengan
roh-roh lainnya karena ada kesatuan dalam Allah yang adalah Roh.
Ketika seorang manusia
yang adalah roh + tubuh fisik berada dalam damai sejahtera yang dari Allah
bertemu dengan manusia lainnya (yang adalah roh + tubuh fisik juga) yang juga berada dalam
damai sejahtera Allah maka sejatinya kedua manusia tersebut SUDAH "MENIKAH" dalam roh.
Sudah satu dalam Roh, satu dalam Allah yang adalah Roh.
Apa yang sudah
disatukan Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Allah menyatukan roh yang
satu dengan yang lainnya dalam Dia. Manusialah yang selanjutnya memisahkan apa
yang telah disatukan Allah. LIhat kulit yang warnanya beda kemudian roh merasa
beda. Lihat yang satu berjakun dan berkumis yang satunya enggak lantas kemudian merasa
berbeda dan terpisah.
Adam adalah roh
+ tubuh fisiknya.
Namun kemudian
Adam punya keinginan lain, dia menginginkan Hawa. Apa sih Hawa itu ? Hawa ya
roh + tubuh fisik juga bukan ? mosok Hawa cuma seonggok daging dan tulang ?
bukan khan ? Tubuh fisik Hawa dari mana ? dari rusuk adam (tulang dari
tulangku, daging dari dagingku) , artinya dari diri Adam sendiri. Roh nya hawa
dari mana ? dari Adam ? enggak khan ? roh nya hawa dari Allah.
Lah roh Adam dan
Hawa sama-sama dari Allah alias berasal dari SATU (in unity) dan roh itu menjadi BERBEDA atau TERPISAH
hanya berbeda dan terpisah oleh sesuatu yang semu saja, oleh TANAH, yang mana
tanah itu juga bahkan Allah yang bikin, alias ya dari satu juga.
Apakah dengan
pernikahan baru roh bersatu ? Tidak bukan ?
Di surga orang
tidak kawin dan dikawinkan karena memang dari sononye satu, in unity.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.