Sabtu, 16 September 2017

Alkitab

Saya percaya sbb :

Alkitab adalah kumpulan dari 66 tulisan yang berupa atau disebut kitab (misalnya Kitab Kejadian) ataupun surat-surat yang kemudian disebut sebagai kitab (misalnya 13 surat-surat Paulus). 

Alkitab adalah tulisan manusia yg terinspirasi atau diperintahkan oleh Allah mereka utk mewariskan/menuliskan pengalaman mereka,  baik itu akan suatu peristiwa maupun perkataan2  yg mrk ingat/catat yg menurut mrk adalah perkataan/ucapan dari sembahan/Tuan/elohiym/entitas yang mendatangi mrk. Namun, perintah penulisan tsb bukanlah pendiktean kata per kata, kalimat per kalimat.

Bisa kita lihat dua contohnya sbb :

----
Keluaran 17:14 (TB)  Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit."
----

Lihat kalimat : "tuliskanlah semuanya", artinya ini adalah sebagaimana Musa mengingatnya.
___


Keluaran 24:4 (TB)  Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.





Penulisan Alkitab ini prinsipnya sama  spt lukisan realistik yang adalah karya pelukis realist  yg terinspirasi utk mengabadikan dan membagi pengalaman mrk ketika melihat keindahan pemandangan alam. Prinsipnya sama spt foto yg dihasilkan oleh fotografer.

Nah jadi jangan dicampur aduk dgn mind set/pola pikir ttng kitab2 suci lainnya di mana mungkin ada instruksi khusus untuk menuliskan kalimat2 perintah atau ajaran secara verbatim (didiktekan).

Nah kalau sudah paham dmikian maka harusnya nggak heran/aneh kalau ketemu misalnya ada bagian ayat yg susah dicerna atau yg sptnya berbeda dgn ayat lainnya. 

Penulis2  alkitab tdk pernah berniat menjadikan tulisan mrk sebagai Tuhan yang sempurna. Tulisan2  mrk ditujukan untuk membantu manusia2 lainnya utk mendapatkan/menjumpai dan hidup dngan sembahan/elohiym/Tuhan yang mereka ceritakan/tulis di tulisan2  mrk.

Kata2 atau kalimat2  yg ada di alkitab itu hanyalah spt jari yang menunjuk ke bulan  dan bukan bulan itu sendiri. Nah pembaca mesti ke bulan,  bukan malah menyembah2 "jari".

Ketidaksempurnaan alkitab/jari justru menunjukkan bhw manusia  mesti beriman, yakni  berani mempercayakan dirinya pada apa yg telah diterimanya dengan pikirannya (dari membaca alkitab). Beriman itu sama spt meletakkan tubuh di kursi. Hanya saja kursinya tdk terlihat mata. Nah buku/petunjuk/tulsan ttng kekuatan kursi tsb :desainnya, bahan pembuatnya,siapa yg membuat itu analog alkitab. 

Setelah membaca alkitab lalu berkata/mengucap  :"Bapa kami yg di surga";  maka ucapan tsb lah iman.

mempertaruhkan/mempercayakan  diri pada Bapa walau tak melihat Bapa.

Ketika mengucapkan "Bapa"  tsb maka tak ada lagi pemikiran/proses berpikir, misalnya :"btw, bapa ini beneran ada nggak ya  ?"  dlsbnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.