Rabu, 13 Juli 2011

Sang Guru Hidup Membujang

Saya percaya Yesus hidup membujang selama pelayanannya dalam wujud manusia. Dia tidak pernah menikah dengan Maria Magdalena, argumennya adalah sbb :


1.    Kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk menyelamatkan manusia (Yoh 3:16) .


2.    Semenjak usia 12 tahun, Yesus sudah berhikmat jauh melebihi alim ulama. Hikmat yang dikaruniakan AllahNya. 

Lukas 2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.Lukas 2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

3.    Sebelum tampil mengajar , Dia sudah lulus 3 macam pencobaan yang kaitannya dengan egoisme : perut (fisikal), keyakinan akan kasih Allah dan kuasa/penguasaan atas dunia. Yesus hidup dalam Roh.


4.    Yesus sudah mengerti bahwa di surga orang tidak kawin dan dikawinkan (Mat 22:30). Kebangkitan adalah hidup dalam Roh. Yesus hidup dalam Roh. Kematian adalah ketika manusia melawan kehendak Allah (Kej 2:17). Hidup dalam Roh atau kebangkitan tidak harus menunggu mati fisikal dulu. Berbuah buah Roh (Gal 5) tidak harus menunggu masuk kuburan dulu :-)


5.    Ajaran Yesus adalah ajaran penguasaan roh atas materi, spirit over matter, hidup dalam roh. Nafsu seksual dan bahkan pernikahan sebenarnya terjadi karena ego. Pernikahan diberkati karena diharapkan melalui pernikahan orang bisa belajar meniadakan diri, meniadakan ego. Contoh, istri sakit, suami yang sudah letih merawat istri.


6.    Yesus memilih  menikah dengan semua manusia :-). Yesus mengasihi semua manusia. Dia adalah pengantin Pria.


7.    Adapun Kitab Injil Philip, kata-kata yang ada di dalam kurung yang sering dicopas  sebagai “bukti” Yesus menikah dengan Maria Magdalena adalah sebuah rekonstruksi alias penafsiran dari orang yang memasukkan kata-kata itu ke dalam kurung.

Translasi lainnya, yang apa adanya dari ayat injil philip itu adalah sbb :

As for the Wisdom who is called “the barren,” she is the mother of the angels. And the companion of the [...] Mary Magdalene. [...] loved her more than all the disciples, and used to kiss her often on her mouth. The rest of the disciples [...]. They said to him “Why do you love her more than all of us?” The Savior answered and said to them,”Why do I not love you like her? 


Kalau mau “maksain” maka kata-kata apa pun bisa dimasukkan ke yang kosong itu, yang ada tanda kurungnya.




Salam,
Topan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.